PEKANBARU (suaralira.com) - Hujan yang merata dan upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) berhasil memperbaiki kualitas udara di Provinsi Riau, Selasa (30/8). Hal itu ditandai dengan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Sumatera yang menunjukkan udara mendekati bersih.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa pengukuran kualitas udara yang kembali dilakukan kemarin, menunjukkan tidak ada kualitas udara yang tidak sehat. Di Pekanbaru, Kampar, Pelawalan, Siak, Dumai, Kepri, Aceh, Jambi, dan Sumatera Utara (Sumut) ISPU dalam kondisi baik. “Semua pengukuran di bawah 50 pounds per square inch (PSI). Sedangkan di Rokan Hilir, Bengkalis, dan Palembang pada level baik hingga sedang,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, kemarin.
Namun, peningkatan kualitas udara di Riau tersebut hingga kemarin tampaknya belum menandai berakhirnya karhutla di sana. Sutopo menerangkan, satelit MODIS dari NASA tidak mendeteksi titik panas (hot spot) karhutla di Riau karena tidak melintasi wilayah Riau atau blank area.
Tapi berdasarkan pantauan udara dengan pesawat, terlihat jelas karhutla masih cukup banyak terjadi. Kebakaran hujan di Kecamatan Pujud, Rokan Hilir masih berlangsung. Asap tebal masih terpantau menyebar ke bagian utara.
“Di Pujud ini adalah kebakaran yang paling luas di Riau. Diperkirakan lebih dari 50 hektare lahan terbakar. Begitu juga di Kecamatan Rantau Bais, Rokan Hilir, lahan seluas 40 hektare terbakar,” terang dia.
Di daerah lain seperti di Tasik Serai Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis, Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis, dan Rimbo Panjang Kabupaten Kampar masih terdapat lahan yang terbakar.
Sutopo kembali menjelaskan, daerah lain di Indonesia yang terbakar berdasarkan pantauan satelit MODIS yang dilakukan kemarin terdapat 165 hot spot. Perinciannya yakni 124 hot spot dengan tingkat kepercayaan Sedang (30-70 persen), dan 41 hot spot dengan tingkat kepercayaan tinggi (lebih dari 70 persen). Soal penanganan karhutla, kata Sutopo, dilakukan secara intensif. Kepala BNPB, Willem Rampangilei, juga masih di Riau memimpin operasi pemadaman.
Sutopo menuturkan bahwa sebanyak lima unit helikopter water bombing telah dikerahkan BNPB untuk mengatasi karhutla di Riau. Kelima helikopter tersebut terdiri dari helikopter MI-171 sebanyak dua unit, MI-8, Sikorsky S61, dan Bolcow 105.
Selain itu juga ada 2 unit pesawat Air Tractor water bombing dan 1 unit pesawat Casa milik TNI Angkatan Udara (AU) yang bertugas membuat hujan buatan. “Satgas udara ini terus menggempur hot spot karhutla dari udara dan menyemai awan-awan potensial menjadi hujan,” ujar dia.
Penyemaian dilakukan di daerah Pelalawan, Siak dan Pekanbaru. Di mana dari observasi visual saat penerbangan terpantau beberapa sel awan Cumulus dengan ketinggian puncak awan yang bervariasi (11.000-12.000 ft) di sekitar Provinsi Riau Bagian Timur Laut-Tenggara.
“Total penggunaan bahan semai hingga hari ini (kemarin, red) mencapai 40.440 ton, dan sisa di gudang 9.560 ton. Satgas kerja keras terus dalam mengupayakan hujan buatan ini,” kata Kepala BPBD Riau Edwar Sanger.
Upaya penanggulangan karhutla, katanya, seperti kemarin tetap dilakukan pengeboman titik api yang masih terpantau berikut menyemai garam untuk upaya hujan buatan. Bahkan bersama Kepala BNPB Willem Rampangilei bersama Dansatgas Siaga Darurat Karhutla yang juga Danrem 031/WB Brigjen TNI Nurendi melakukan tinjauan langsung ke Dumai dan Rohil.
“Kami meninjau langsung ke Dumai dan Rohil. Asap sebelumnya banyak tapi tadi (kemarin, red) sudah clear,” sambungnya.
Sementara itu Gubri H Arsyadjuliandi Rachman mengajak seluruh masyarakat untuk dapat bersama-sama melakukan Salat Istisqa atau salat minta hujan dan memohon ampun kepada Allah SWT.
“Istisqa sudah mulai dilakukan. Berdoa dan imbau terus segenap masyarakat. Nanti kita laksanakan juga. Selain berdoa, kita juga semua tetap berupaya dengan cara kerja di posko,” kata Gubri.
Dengan peralatan, semua water bombing diungkapkannya memang semua masih bergerak. Baik dari Satgas maupun Kemen LHK, BNPB, TNI dan Kepolisian bersama tim Pemprov Riau terus bekerja. Sekarang kata Gubri memang sedang dilakukan pendinginan kondisi lapangan.
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar membenarkan kualitas udara di Bumi Lancang Kuning semakin membaik.
“Jumlah hot spot dan sebaran asap di Riau, alhamdulillah kian dapat diatasi. Beberapa daerah memang sempat diselimuti asap beberapa hari lalu karena meluasnya hot spot. Namun perubahan terus terjadi dan menjelang siang hari ini kualitas udara hampir di seluruh daerah di Riau terus membaik,” kata Siti di Jakarta, kemarin.
Menurunnya hot spot juga dipengaruhi turunnya hujan di beberapa wilayah, seperti di Siak, Pelalawan, Kuansing, Inhu, sebagian Bengkalis dan Kota Dumai. Ikhtiar terus-menerus tiada henti dari tim terpadu, dibantu hujan membuat hot spot turun dan asap perlahan mulai hilang.
Namun begitu kata Menteri Siti, patroli terpadu terus dilakukan di beberapa wilayah/desa rawan karhutla oleh Daops Pekanbaru, Dumai dan Siak. Manggala Agni bersama-sama dengan TNI, Polri, BPBD dan MPA masih terus melakukan pemadaman di beberapa wilayah seperti di Kabupaten Siak, Dumai, Bengkalis, dan Kampar.
Tim terpadu bekerja siang dan malam mengawal titik api agar tidak meluas. Upaya pemadaman tidak hanya lewat darat tapi juga udara.
Kegiatan water bombing sebenarnya dilaksanakan sejak 27 Februari 2016. Sampai dengan 28 Agustus 2016 telah dilakukan water bombing 6.467 sorti dengan total air 48.752.400 liter di Bengkalis, Rohil, Rokan Hulu, Siak, Pelalawan, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Kampar, Dumai dan Pekanbaru. Total pesawat yang dipergunakan untuk operasi udara siaga darurat Karhutla Provinsi Riau tahun 2016 sebanyak 10 pesawat.
Upaya penanggulangan karhutla menunjukkan hasil dengan penurunan angka hot spot secara nasional, bila dibandingkan pada periode yang sama (1 Januari-30 Agustus). Berdasarkan pantauan satelit Terra/Aqua (NASA), jumlah hot spot periode tersebut tahun lalu mencapai 12.966 titik, dan tahun ini turun menjadi 3.021 titik atau turun 76,7 persen. “Meski hari ini dilaporkan hot spot menurun dan sebaran asap berkurang, saya tetap meminta semua pihak terkait waspada. Karena situasi bisa saja berubah sewaktu-waktu,” kata Menteri Siti.
4 Sekolah Masih Diliburkan
Hujan mengguyur sejumlah desa di Kecamatan Bonai Darussalam, Senin (29/8) malam. Meski begitu, lahan perkebunan milik masyarakat dan perusahaan yang terbakar masih tetap mengeluarkan asap. Namun sudah mulai berkurang dari dua hari sebelumnya. Alhasil dari tujuh sekolah di Kecamatan Bonai Darussalam yang sebelumnya diliburkan, kemarin hanya empat sekolah. Kebetulan sekolah itu berdekatan dengan lokasi bekas lahan terbakar. Sementara tiga sekolah lagi, beraktivitas seperti biasa.
Kepala UPTD Kecamatan Bonai Darussalam Wanto Ali SPd MPd menjelaskan empat sekolah yang masih diliburkan itu adalah SDN 004 Bonai, SDN 007 Bonai, SD Kasang Lapik Bonai berbatasan dengan Kabupaten Rohil dan SD Kosmar Desa Kasang Padang.
‘’Tadi pagi (kemarin, red), kami meninjau langsung sekolah yang libur dan sekolah yang melaksanakan proses belajar. Kami sudah sampaikan kepada para kepala sekolah, bila kondisi kabut asap berkurang, aktivitas belajar-mengajar harus dilaksanakan seperti biasa.’’tuturnya.
Kondisi yang sama juga terjadi di Rohil. Kadishut Rohil Rahmatul Zamri mengatakan, hujan lebat yang mengguyur membuat kabut asap mulai hilang. Aktivitas di dunia pendidikan pun telah kembali normal. Sebelumnya beberapa sekolah di Kecamatan Rantau Kopar sempat libur selama dua hari. ‘’Begitu juga di Kecamatan Tanah Putih untuk tingkat SD namun kini aktivitas di sekolah telah pulih kembali,” kata Kepala Dinas Pendidikan Rohil Ir Amiruddin.
-
Home
- Redaksi
- Indeks Berita