JAKARTA, SUARALIRA.com - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid menegaskan berjuang di dalam ajaran agama atau jihad tidaklah hanya dimaknai perang mengangkat senjata di medan laga. Tetapi, jihad sesungguhnya dalam ajaran agama adalah berjuang melawan segala kemungkaran termasuk dalam memerangi narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba).
"Narkoba ini akan menghancurkan kehidupan bangsa Indonesia, sama halnya dengan penjajah, maka Indonesia harus diselamatkan dari narkoba. Jadi, saat ini kita harus berjihad melawan narkoba, demi menyelamatkan generasi mudan dan masa depan bangsa Indonesia,” kata Hidayat Nur Wahid dalam Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan dengan melibatkan mahasiswa dari Pesantren Ma'had Aly Annu’aimy di Gedung MPR. Jakarta, Senin (5/9/2016) kemarin.
Menurut Hidayat, berjuang menyelamatkan generasi muda dari narkoba itu adalah jihad bersama. Sebab, narkoba akan menghancur masa depan bangsa dan negara ini yang bertentangan dengan tujuan berbangsa dan bernegara yang ada dalam Pancasila, UUD 1945, Bhineka tunggal Ika, dan NKRI.
Politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengingatkan bahwa Presiden Joko Widodo telah menyatakan bahwa Indonesia sudah darurat narkoba. Padahal, kemerdekaan Indonesia dari penjajah diperoleh dengan susah payah oleh para pejuang bangsa, bahkan saat itu para kiai dan ulama pejuang kemerdekaan yang dipelopori pendiri KH. Hasyim Asy'ari membuat Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama (NU). "Bahwa membela negara itu fardhu a’in, yakni wajib bagi setiap rakyat Indonesia,” kata Hidayat.
Hal senada dikatakan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Budi Waseso (Buwas) mengakui saat ini generasi muda dituntut untuk melakukan jihad terhadap bahaya dari kejahatan narkoba. "Melawan kejahatan narkoba itu sebenarnya adalah jihad kita. Pemberantasan narkoba adalah jihad kita bersama," kata Buwas.
Karena menjadi perjuangan bersama, maka semua pihak berkewajiban untuk menyelamatkan generasi muda dari ancaman narkoba. Dari data BNN, penyalahgunaan narkoba di Indonesia sudah menjerat sebanyak 5 juta orang. Dari jumlah itu hampir setiap harinya terdapat 40 hingga 50 orang pengguna narkoba yang meninggal.
Yang lebih miris, kata Buwas Indonesia jutsru menjadi target dari pangsa pasar jaringan narkoba internasional. Ada 72 jaringan internasional antara lain melalui Afrika Barat, Iran, Tiongkok, Pakistan, Malaysia, Singapura, Philipina, dan Indonesia.
“Memang ada design perang (proxywar) tanpa senjata tapi bisa menghancurkan Indonesia. Jaringan itu dalam setahun menghasilkan Rp 6,23 triliun dan Rp 1,2 triliun/bulan. Semua jenis narkoba itu impor, kecuali ganja dari Aceh. Belum lama ini ada 6 ton narkoba dari Timur Tengah, itu bisa dikonsumsi oleh 30 juta orang. Dan terdapat 44 janis barkoba di Indonesia, dan 444 jenis di dunia,” tambahnya. (Bambang S./sl)
-
Home
- Redaksi
- Indeks Berita