JAKARTA (suaralira.com) - Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) baru saja dinobatkan sebagai pemimpin negara dengan rapor terbaik diantara delapan negara Asia-Australia versi Bloomberg.
Rapor hijau Jokowi itu didasarkan pada tiga indikator penilaian yakni nilai tukar, pertumbuhan ekonomi, serta penerimaan publik. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun mengucap syukur mendengar kabar baik tersebut.
“Ya, Alhamdulillah,” kata wanita yang akrab disapa Ani itu saat berbincang dengan wartawan di Jakarta, Sabtu malam (31/12/2016).
Ani mengapresiasi parameter penilaian yang digunakan oleh Bloomberg untuk menyandingkan Jokowi dengan pemimpin negara lain seperti Xi Jinping, Rodrigo Duterte, Malcolm Turnbull, Narendra Modi, Najib Razak, Park Geun-hye, dan Shinzo Abe.
“Kalau indikator itu (nilai tukar, pertumbuhan ekonomi, penerimaan publik) dikatakan positif, ya kita (pemerintah) senang,” imbuh mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.
Namun meskipun mendapatkan nilai positif di seluruh indikator penilaian, Ani mengatakan fokus pemerintah tidak hanya pada ketiga indikator tersebut.
Ani menegaskan, fokus pemerintah diantaranya adalah menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, mengurangi kemiskinan, menekan kesenjangan, menciptakan kesempatan kerja, dan mempersempit jurang infrastruktur.
“Jadi, walaupun itu (indikator yang digunakan Bloomberg) bagus (positif), tetapi saya rasa fokus pemerintah tetap pada hal-hal yang fundamental, karena itu yang betul-betul berarti buat masyarakat,” pungkas Ani.
Sebelumnya, Bloomberg merilis performa delapan pemimpin negara di kawasan Asia-Australia berdasarkan tiga indikator (nilai tukar, pertumbuhan ekonomi, dan penerimaan publik).
Bloomberg menempatkan Jokowi sebagai Presiden dengan kinerja terbaik 2016.
Terbukti, Jokowi mampu menguatkan nilai tukar sebesar 2,41 persen, menjaga pertumbuhan ekonomi 5,02 persen (tahun ke tahun), serta memiliki tingkat penerimaan publik cukup tinggi 69 persen.