JAKARTA (suaralira.com) - Polisi menyebut para perampok rumah mewah di Pulomas, Jakarta Timur, tak berniat membunuh korbannya. Salah seorang perampok, Erwin Situmorang, bahkan menyesal sehingga meminta ditembak mati.
"Kelompok ini sebenarnya tidak pernah melukai, hanya verbal bentak-bentak saja dan pasti ngikat pakai tali sepatu atau rafia atau lakban, kemudian dimasukkan ke satu tempat, misalnya toilet atau kamar," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono kepada detikcom, Senin (2/1/2017).
Namun, dalam aksi terakhirnya di Pulomas, ada 6 orang yang tewas menjadi korban perampokan. Erwin Situmorang, salah satu perampok, mengaku menyesal.
"Erwin minta ditembak mati saja sekalian. Karena selama ini mereka tidak pernah melukai," ujar Argo.
Kelompok perampok yang terdiri dari Ramlan Butarbutar, Erwin Situmorang, Ius Pane, dan Alfin Sinaga itu memang terbiasa menyekap korban di kamar mandi. Namun, kata Argo, untuk perampokan di Pulomas, mereka tak tahu bahwa kamar mandi yang jadi tempat menyekap tak berventilasi. Apalagi para korban cukup lama tersekap, dari Senin (26/12) sore hingga Selasa (27/12) pagi.
"Dia nggak tahu nggak ada ventilasi, mikirnya ada keluarga yang pulang terus bakal nyelametin," beber Argo.
Penyesalan tinggal penyesalan, nyawa 6 orang telanjur melayang. Polisi tetap akan menjalankan proses hukum terhadap ketiga pelaku.
Seperti diketahui, 4 pelaku sudah berhasil diringkus polisi. Ramlan Butarbutar, pemimpin geng perampokan itu, tewas kehabisan darah setelah ditembak polisi di kaki. Sedangkan Ius Pane, Alfin Sinaga, dan Erwin Situmorang ditangkap hidup-hidup.
Erwin dan Alfin, yang juga ditembak di kaki, telah menjalani perawatan di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur. Kondisi keduanya terus membaik seusai operasi.
(dtc/sl)