Seorang anak sedang menjual tisue disimpang Teluk Buyung, Bekasi Utara, Kota Bekasi

Eksploitasi Anak Masih Banyak di Bekasi

BEKASI (suaralira.com) - Eksploitasi terhadap anak sudah bukan pembicaraan baru, akan tetapi sangat miris sekali ketika hal itu dijadikan hal yang lumrah, dan tidak ada tindakan tegas dari pemerintah.
 
Anak adalah sebuah karunia dari sang pemilik semesta, tak seharusnya orangtua atau sekelompok orang tertentu memanfaatkannya demi mencari pundi rupiah.
 
Dikota-kota besar, dapat dengan mudah kita jumpai eksploitasi terhadap anak. Salah satunya di Kota Bekasi, disana Anda akan mudah melihat anak-anak kecil yang menjadi korban eksploitasi, seperti di beberapa tempat, diantaranya di perempatan lampu merah yang ada di Kota Patriot tersebut.
 
Jenis eksploitasi sendiri terbagi beberapa macam, ada yang dijadikan pengemis, pengamen, pemulung, berjualan, dan lain sebagainya. Orangtua yang perlakukan anak seperti itu, selalu berdalih lantaran terhimpit urusan ekonomi. Padahal, dengan dalih apapun juga, eksploitasi terhadap anak tidak dibenarkan.
 
Melihat hal itu, membuat Anggota Komisi D DPRD Kota Bekasi, Syaherallayali angkat bicara. Menurutnya, bagaimanapun juga eksploitasi tidak dibenarkan, dan itu sebagai bentuk pelanggaran yang dilakukan orangtua atau sekelompok orang tertentu. Disini, kata dia, peran pemerintah sangat dibutuhkan, terutama bagi dinas terkait, yakni Dinas Sosial (Dinsos). Peran Dinsos harusnya dapat dijadikan peluang bagi Kota Bekasi, untuk perangi eksploitas anak yang kini kian menjamur di setiap sudutnya.
 
"Dinsos harus dapat mendata anak-anak korban eksploitasi, apakah masih mempunyai orangtua atau tidak. Bagi yang mempunyai orangtua tapi perekonomiannya kurang mampu, berikanlah pengarahan ataupun solusi terhadap orangtuanya, agar tidak melakukan eksploitasi, seperti diberikan pekerjaannya orangtua sang anak, ataupun anaknya berikan sekolah secara gratis yang di tanggung oleh pemerintah Kota Bekasi. Begitu juga bagi anak yang tidak memiliki orangtua, harus diberikan arahan agar tidak hidup dijalanan," ujarnya.
 
Diakui pria yang akrab disapa Bang Ral ini, dengan eksploitasi anak, akan banyak bermunculan persoalan di masa mendatang terhadap psikologi anak itu sendiri. Sehingga, itu harus dihindari demi masa depan generasi penerus bangsa.
 
"Mereka (korban eksploitasi) yang seharusnya mendapatkan perlindungan penuh, berkembang dengan baik selayaknya anak-anak seusianya, dan memperoleh pendidikan yang baik. Namun pada kenyataannya malah harus turun kejalan untuk mencari secercah harapan untuk kelangsungan hidup. Mereka yang masih kecil harus sudah merasakan pahitnya kehidupan dijalanan yang rawan sekali untuk keselamatan mereka," bebernya.
 
(oto/sl)