BEKASI (suaralira.com) - Cakupan Sambungan Langsung (SL) di wilayah PDAM Cabang Tarumajaya kini sudah mencapai 16 ribu SL. Capaian yang dinilai besar itu, seraya masih membutuhkan debit air yang besar demi pelayanan yang maksimal bagi masyarakat disana.
Pasalnya, saat ini PDAM Cabang Tarumajaya hanya mendapatkan air sebanyak 150 literperdetik. 50 literperdetik dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) Tarumajaya, dan 100 literperdetiknya dari IPA Pondok Ungu.
Belum maksimalnya air yang didapat untuk PDAM Cabang Tarumajaya, harus mendapatkan solusi yang baik bagi masyarakat. Terlebih, air bersih adalah sumber kebutuhan utama.
Menanggapi hal itu, Kepala Cabang (Kacab) Tarumajaya, Jajuli Sulaeman SAB menuturkan. Menurutnya bila ada penambahan air sebesar 150 literperdetik untuk cabang yang dinakhodainya, sudah dipastikan akan memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat disana.
"Kalau ada tambahan 150 liter perdetik, akan terlayani dengan baik," ungkap pria yang pernah menjabat Kepala Bagian PKA ini.
Disana, kata dia, ada sebuah wilayah yang meminta tambahan debit air yang cukup besar. Namun, melihat keadaan hal itu belum bisa terealisasikan.
Diakui pria yang akrab disapa Bang Goler ini, dengan adanya pembuatan IPA baru dengan kapasitas 150 liter perdetik di IPA Tarumajaya menjadi sebuah solusi. Apalagi bicara pemisahan, lanjut dia, ketika pemisahan nanti PDAM Cabang Tarumajaya sudah memiliki IPA dengan kapasitas 200 liter perdetik. Sehingga tidak bergantung dari IPA Pondok Ungu.
"Kalau mau optimal untuk saat ini, dari Babelan ada tambahan pipa JDU sepanjang 9 kilometer. Dan harus ada booster di dekat Kantor Cabang," bebernya.
Ia menambahkan, bila ada penambahan kapasitas 150 liter perdetik di IPA Tarumajaya, pihaknya memikirkan tentang rumah intik. Sebab, saat ini air baku yang didapat tidak maksimal lantaran sedimentasi maupun banyaknya sampah disaluran air baku.
"Dari Perpamsi pernah datang, dan kita terlebih dahulu bicarakan intiknya. Saluran air bakunya pun harus di normalisasi, agar salurannya besar, dan yang berwenang normalisasi itu dari pihak PJT II," terangnya.
(oto/sl)