BEKASI (suaralira.com) - Kader Hanura Kota Bekasi menuding Winoto sebagai ‘penumpang gelap’ di tengah konflik dua kubu yang terjadi di level pusat. Terlebih, dengan adanya pemberitaan di publik yang sempat ramai belum lama ini, bahwa Winoto menjadi Ketua DPC Partai Hanura Kota Bekasi menggantikan Syaherallayali.
Ketua Bapilu DPC Hanura Kota Bekasi, Wembri, dalam siaran persnya kepada media mengatakan, Winoto telah menunggangi situasi gaduh yang terjadi dalam Hanura dengan memaksakan digelarnya Musyawarah Cabang Luar Biasa (Muscablub) Hanura Kota Bekasi di kantor sekretariat DPD Hanura Jawa Barat, belum lama ini.
Padahal, kata Wembri, partai di level pusat sudah memberikan intruksi tegas untuk menghentikan Muscablub di tingkat kota, dan kabupaten dan juga Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) di level Provinsi.
"Sesuai intruksi DPP jelas dan tegas sekali, bahwa stop itu yang namanya Muscablub atau Musdalub. Karena Hanura sepakat menempuh jalur islah, dengan tujuan membesarkan partai. Tapi Winoto justru memanfaatkan dinamika yang ada untuk kepentingan pribadinya menjadi ketua DPC Hanura," tukas Wembri.
Artinya, kata dia, Winoto dengan terang benderang mengabaikan kepentingan partai. Atau, dengan kata lain, ia telah melawan kebijakan partai.
"Jadi di sini sebenarnya telah terlihat mana orang yang ingin membesarkan partai, dan orang yang hanya ingin memaksakan ambisi pribadinya dengan menunggangi partai," jelas dia.
Dengan tindakan itu, Wembri meminta agar partai mengambil langkah tegas terhadap oknum-oknum seperti Winoto.
"Oknum-oknum seperti Winoto inilah yang harus dihilangkan dari partai kalau partai ingin besar," tukasnya.
Wembri sendiri sebagai pengurus Hanura Kota Bekasi memberikan gambaran, bahwa Hanura Kota Bekasi dalam kondisi baik-baik saja secara organisasi di bawah kepemipinan Syaherallayali atau yang karib disapa Bang Ral. Apalagi jika bicara kepentingan partai secara luas, yakni Pemilu 2019.
"Kami Hanura Kota Bekasi di bawah Syaherallayali solid, dan siap menghadapi hajat besar di tahun 2019. Jika bicara verifikasi partai sebagai syarat untuk mengikuti Pemilu, kami pun sudah rapi. Jangan sampai kerja partai yang sudah bagus dirusak oleh oknum seperti Winoto," tegas dia.
Terakhir, Wembri menyinggung soal klaim Winoto sebagai Ketua DPC Hanura Kota Bekasi hasil Muscablub baru-baru ini. Bagi Wembri, hal itu cuma dagelan saja yang dibuat Winoto dan kroninya.
"Jelas intruksi DPP hentikan Muscablub dan Musdalub. Artinya yang dilakukan Winoto itu dagelan. Dan saya beserta Kader serta pengurus Hanura tidak akan mengindahkan itu. Kami hanya fatsun atau taat keputusan DPP," katanya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pembina Partai Hanura Wiranto telah mempertemukan dua Ketua Umum Hanura yang berseberangan, yakni Oesman Sapta Odang (OSO), dan Daryatmo, di Hotel Ritz Charlton, Kuningan, Jakarta, Selasa (23/01).
Usai pertemuan, Wiranto mengatakan, konflik di Hanura sudah selesai pascapertemuan antara dirinya, OSO, dan Daryatmo.
"Sudah, sudah selesai. Tidak ada lagi, tidak ada lagi (kubu-kubuan di Hanura)," ungkapnya.
(red/sl)