Bencana Hancurkan Faskes Dan BLK Sulteng

PALU-SULTENG, suaralira.com - Bencana yang terjadi di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) masih meninggalkan duka bagi masyarakat. Selain menghadapi gempa dan tsunami, Sulteng juga terkena musibah pencairan tanah atau likuifaksi tanah yang melanda Balaroa dan Petobo. Musibah yang melanda Kota Palu tersebut banyak menghancurkan fasilitas kesehatan (faskes) dan Balai Latihan Kerja (BLK) yang sangat diperlukan oleh masyarakat.

Hal ini menjadi fokus utama Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi IX DPR RI yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Ermalena saat berdialog dengan Gubernur Sulawesi Tengah dan BPJS Ketenagakerjaan di Kantor Gubernur Sulawesi Tengah, Palu, Jumat (14/12/2018). Dalam diskusi tersebut Komisi IX DPR RI banyak mendapatkan gambaran pascagempa, tsunami dan likuifaksi.

“Kita tahu bahwa saat ini Palu masih dalam kondisi tanggap darurat dan masih dalam tahap pembenahan. Dan yang kedua dari segi kesehatan, kami tidak ingin terdapat kendala dalam penanganan pasca musibah yang melanda Palu. Saya berharap fasilitas yang masih tersedia bisa digunakan secara maksimal. Dan yang sudah tidak bisa digunakan, saya meminta Kementerian Kesehatan supaya memberikan perhatian secara khusus,” tutur Ermalena.

Legislator Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini juga berharap masyarakat Palu, Sigi, dan Donggala harus bisa bangkit dan kembali beraktifitas seperti semula. Untuk itu dibutuhkan kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah untuk mendatangkan psikiater untuk memulihkan korban gempa, tsunami dan likuifaksi. Khususnya untuk anak-anak untuk bisa kembali menghadapi kehidupan mereka seperti semula.

Saat pertemuan dengan Gubernur Sulteng Longki Djanggola, Komisi IX DPR RI juga menyerahkan bantuan yang diberikan kepada Gubernur untuk membantu masyarakat Sulteng. “Uang Rp 50 juta ini jumlahnya tidak banyak, semoga bisa sedikit meringankan korban yang ada di Palu. Uang ini kami kumpulkan dari sumbangan Anggota Komisi IX DPR RI,” tutur legislator asal dapil NTB tersebut.

Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI Nova Riyanti Yusuf (Demokrat) menuturkan, dalam kunjungan Komisi IX DPR RI ke Sulteng dan bertemu dengan Gubernur Sulteng ini ingin mengetahui perkembangan setelah menghadapi bencana yang dampaknya sangat luas. Dalam pertemuan tersebut, Nova, sapaan akrabnya, menyayangkan tidak adanya dokter kejiwaan yang menangani masyarakat pasca gempa tersebut.

“Yang luput dalam penanganan gempa dan tsunami di  Sulteng ini adalah tidak adanya perhatian dari kesehatan jiwa. Padahal menurut data kesehatan versi Kemenkes, Sulteng masuk dalam angka prevalensi nomor satu untuk gangguan mental dan emosional,” tutur legislator dapil Jatim IV tersebut.

Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola sangat berterimakasih atas kunjungan Komisi IX DPR RI. Kunjungan tersebut membantu pemulihan korban bencana alam. “Saat ini kami dalam upaya bangkit dari bencana alam, banyak fasilitas kesehatan yang rusak, insftratrukur juga banyak yang rusak. Saya bersyukur atas kunjugan Komisi IX DPR RI ini untuk ikut andil dalam membantu pemulihan dan penghilangan trauma pasca musibah ini,” tutupnya. (rh/sf)

 

Sumber: (Hms-DPRD RI)