Yusril Ihza Mahendra menjelaskan alasannya membuka percakapannya dengan Muhammad Rizieq Shihab ke publik.

Yusril soal Polemik dengan Rizieq: Apa yang Saya Khianati?

Jakarta, suaralira.com -- Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menjelaskan alasannya membuka percakapannya dengan tokoh Front Pembela Islam (FPI) Muhammad Rizieq Shihab yang menyinggung soal keislaman Prabowo. Alasannya, kata dia, ingin membela diri.
 
Yusril mengaku tak bermaksud untuk mengkhianati Rizieq dengan membuka kembali percakapan tersebut. Sebab, ia sendiri tak pernah diberikan amanat apapun oleh Rizieq sehingga kalimat 'pengkhianat' yang dilabelkan terhadapnya sangat tak tepat.
 
"Rizieq tidak pernah memberi amanat apapun kepada saya terkait dengan Pilpres ini. Jadi apa yang saya khianati?," kata Yusril dalam keterangan resmi yang diterima CNNIndonesia.com, Rabu (10/4).
 
Lebih lanjut, Yusril mengaku membuka kembali percakapan tersebut ke publik juga untuk membantah tudingan Rizieq yang melabelinya telah melakukan kebohongan.
 
Yusril lantas menyerahkan kepada masyarakat untuk menilai siapa yang telah melakukan kebohongan berdasarkan bukti-bukti yang ada.
 
"Saya juga tidak punya track record lakukan kebohongan publik maupun terhadap orang per orangan," kata dia 
 
Lebih lanjut, Yusril membantah bila dirinya yang membandingkan mengenai kadar keislaman Prabowo-Sandiaga. Yusril menegaskan bahwa istilah Islamnya Prabowo "tidak jelas" atau "lemah" itu bukan berasal dari dirinya, tetapi dari Rizieq Shihab sendiri.
 
Rizieq Shihab. 
 
Ia mengaku hanya mempersoalkan mengenai absennya rekam jejak Prabowo dan Sandi ketika berjuang dalam Gerakan Islam.
 
"Saya sama sekali tidak menilai kadar keislaman seseorang, karena hal itu adalah kewenangan Allah SWT untuk menilainya," kata dia.
 
Yusril lantas menceritakan, sejak zaman Presiden Soeharto, dirinya telah dipercaya untuk menulis pidato-pidato kenegaraan. Dalam tiap pidatonya itu, ia mengaju tidak ada yang diprotes oleh Soeharto.
 
Sama halnya ketika dirinya menjabat sebagai sekretaris Politikus Partai Masyumi, M Natsir. Yusril mengaku pernah bertugas menulis pidatonya dan tidak pernah diprotes.
 
"Atas dasar apa Habib Rizieq menuduh saya pengkhianat? Apakah karena saya beda pilihan capres dengan beliau, lantas saya dituduh pengkhianat?" kata dia.
 
Yusril lantas menjelaskan alasan dirinya dan PBB memutuskan untuk bergabung dalam koalisi Jokowi- Ma'ruf di Pilpres 2019. Ia berpendapat sangat perlu ulama tampil memimpin dalam situasi Indonesia saat ini. Salah satunya adanya sosok Ma'ruf Amin sebagai cawapres Joko Widodo.
 
Ia optimistis Ma'ruf Amin akan mendampingi dan mengawal berbagai kebijakan Jokowi agar tak membenturkan Islam dan Umat Islam apabila terpilih di Pilpres 2019.
 
"Tetapi karena Prabowo memilih Sandi yang bukan ulama, saya jadi bertanya-tanya. Ketika Ijtima Ulama II melegitimasi pilihan Prabowo terhadap Sandi, saya mulai berpikir lain. Sementara di sisi lain, Jokowi yang tidak diminta siapapun untuk memilih ulama sebagai wakilnya, malah memilih Ma'ruf Amin," kata dia.(rzr/ugo)
 
sumber : cnnindonesia
editor : suaralira.com