Ngatman, S.Ag : Kesadaran Masyarakat Membayar Zakat Baru Mencapai 30% .

Redelong (NAD), Suaralira.com - Perwakilan Baitul Mal Kabupaten Bener Meriah diwakili oleh Ngatman, S.Ag Kepala Bidang wakaf, di hadapan Urip Budiaro (Deputi Derector Dana Sosial Keagamaan KNKS) dan peserta lainnya mengatakan, kesadaran masyarakat Bener Meriah dalam membayara Zakat,  baru mencapai 30%, dan yang paling besar dari sector pertanian sementara dari ASN setengahnya.
 
Hal itu dikatakan oleh Ngatman dalam forum rapat bersama KNKS dilantai II Setdakab Bener Meriah sesi 2 Dsicussion – Paralel Session Tim Dana Sosial Keagamaan yang diikuti oleh, Dinsos, Dinsyar, Dukcapil, Baitu Mal, Baznas, Akadimisi dan Asosiasi serta lembaga terkait lainnya, Rabu, 28/8/2019.
 
Dari pemaparan Ngatman, terlihat dan terbaca jelas dengan penyampainnya, baru sekitar 30% masyarakat Bener Meriah yang menyetorkan dana Zakatnya ke Baitul mal.
 
Sekarang kita baru bisa menghimpun sekitar 10 – 12 Miliar rupiah pertahunnya, seharusnya kalau 50% saja masyarakat menyetorkan Zakatnya, itu berkisar sekitar Rp. 50 Miliar/tahun tapi ternyata belum sampai, ucapnya .
 
Lebih lanjutnya ia memaparkan,  kenapa, karena setelah kita lihat situasi dilapangan, ternyata yang paling banyak zakatnya itu dari Zona Pertanian, sementara dari ASN dan lain-lain setengah dari pada pertanian, jelas perwakilan Baitul Mal itu.
 
“Yang paling ironi, orang-orang pengusaha, dan orang-orang kaya, ini yang banyak lupa untuk membayar Zakat, maka kami sudah berkkolaborasi /berkejasama dengan Pemerintah Daerah.
 
Bagaimana membuat aturan supaya pengusaha dan orang kaya di Bener Meriah ini mau berzakat, contohnya masih banyak orang Pesisir yang berusaha di Bener Meriah tapi Zakatnya dikembalikan kekampungnya”, katanya.
 
“ini yang sampai saat ini yang masih menjadi bahan pemikiran kami, bagaimana cara untuk mengatasi ini, ketika kita bekerja sendiri dari Baitul Mal masih terbentur dengan regulasi yang ada, maskudnya Qanun/Perdanya yang memberikan kepercyaan kepada kami.
 
Untuk bisa langsung menjemputnya ke Orang Kaya itu, ini yang kami belum berani karena tidak ada payung hukumnya, karena orang itu juga punya alasan, apa alasan anda  untuk mengambil zakat kekami, dan kami harap pemerintah juga mendukung tentang hal itu”,  tegas Ngatman.
 
Sambungnya, program Baitul Mal cukup banyak, yang terbesar adalah, ada dana yang kami terima, akan langsung kami serahkan kepada pakir miskin, dengan perbandingan 70:30, artinya 70% kami salurkan ke Fakir Miskin dan 30% untuk yang lainnya.
 
”Sedikit kami gambarkan, ada kategori Penduduk  Bener Meriah 29.000 kategori Miskin, tetapi secara ril, secara ril, sekalli lagi secara ril, dapat kami sampaikan tegas Ngatman, mengulangi, di Kabupaten Bener Meriah penduduk miskin itu tidak akan lebih dari 5.000, dibawah 5.000 kategori miskinnya, karena dipertengahan tahun 2018, kami mencoba mendata seluruh kampong yang berjumlah 122 kampung yang ada di Bener Meriah, kami hanya mendapatkan data 3.000 sekian.
 
Kalau Kabupaten Bener Meriah ini masyarakatnya yang betul-betul miskin, sebetulnya tidak ada, terus terang,  kita lihat dari depan rumahnya papan tapi di dalam rumah kendaraanya (Sepeda motor) ada 5 (lima)”,Ngatman mengungkapkan.
 
“Jadi kalau di Katakan Kabupaten Bener Meriah ini penduduk miskinnya ada 29.000 jiwa, kami kurang terima, karena kami yang bersentuhan langsung dengan orangnya.
 
Kalau kita kaji betul-betul perdesanya itu tidak pernah lebih dari 10 penduduk miskin, tapi yang mengaku miskin itu yang banyak.” Itu masaalahnya ungkap Kabid Wakaf Baitul Mal Bener Meriah tersebut.
 
“Target Baitul Mal Bener Meriah pada tahun 2024 tidak adalagi penduduk Bener Meriah yang digolongkan kedalam kategori miskin, karena kami setiap tahun merehab rumah sebanyak tidak kurang dari 145 unit, belum lagi anggaran memalalui APBK berdasarkan Perbup.
 
Dimana setiap desa atau kampung mendapatkan 10 -20 unit rumah layak huni setiap desa/ tahun dan ini sudah berjalan sejak tahun 2018 dan tahun 2019 ini akan tetap dilanjutkan, jadi kalau kita perhatikan dengan jumlah desa 122 desa sebetulnya tidak ada lagi rumah yang tidak layak huni”, tutup Ngatman menjelaskan dihadapan Tim KNKS yang merupakan Satker dari Bappenas tersebut. (DK/BM/SL)