Mengentaskan Stunting di Masa Pandemi, 46 Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia Lakukan KKN di Provinsi Jambi

Jambi, Tanjung Jabung Timur, Suaralira.com -- Posko 16 KKN Kebangsaan membuat berbagai Program Ketahanan Pangan di Masa Pandemi untuk Mengentaskan Stunting. Permasalahan stunting adalah salah satu perhatian di Kelurahan Rantau Indah. 
 
Melalui momentum KKN Kebangsaan yang di ikuti sebanyak 46 perguruan tinggi seluruh Indonesia dengan tuan rumah Provinsi Jambi. Kali ini 390 mahasiswa terjun langsung ke daerah melakukan kuliah kerja nyata. 
 
Kelurahan Rantau Indah, Kecamatan Dendang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Posko 16 KKN Kebangsaan di isi oleh berbagai mahasiswa dari seluruh Indonesia di antaranya Andreadi Ramadan (Ilmu Hukum, Universitas Jambi), Aisah (Studi Agama-agama, UIN Sultan Syarif Kasim Riau) Natalia Kainama, (PGSD Universitas Pattimura), Suliyani (Agribisnis, Universitas Jambi), Ince Reski Meriyani (Akuntansi, Universitas Negeri Makasar), Dicky Roy Gabe (Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan, Universitas Jambi), Nadif Syafwat (Agribisnis, Universitas Andalas), Fiqhy Al-Fath (Sains, Atmosfer dan Keplanetan, Institut Teknologi Sumatera) Muhammad Syahgozy Boyke (Ilmu Politik, Universitas Bangka Belitung).
 
Salah satu program yang dibuat oleh posko 16 KKN kebangsaan adalah program ketahanan pangan yang berguna mengentaskan stunting dan pemenuhan gizi saat pandemi.
 
Ada beberapa sektor yang dilirik oleh mahasiswa KKN Kebangsaan posko 16 yaitu dengan beternak dan menanam untuk menghasilkan produk ketahanan dan pemenuhan gizi dimasa pandemi. 
 
Pada program pertama dalam pengentasan stunting di kelurahan Rantau Indah berlangsung pada sektor pertanian. 
 
Melalui program TaSun atau Taman Sayur Nusantara yang berlangsung di RW 02, Kelurahan Rantau Indah, Kecamatan Dendang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada tanggal 1, 7 dan 11 Agustus 2021.
 
Pengerjaan selama tiga hari mengingat keperluan dari mencangkul tanah, penyemaian bibit hingga pembuatan pagar.
 
Pembuatan taman sayur nusantara ini di lakukan di rumah pak RW 02 yang mana  dilakukan menggunakan alat seadanya berasal dari bambu dan sabut kelapa.
 
Taman sayur Nusantara sengaja memanfaatkan perkarangan rumah warga yang kosong sebagai ide produktif dimasa pandemi. Ide pembuatan taman tersebut berasal peserta KKN Kebangsaan, Nadif Syafwat, mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian, Universitas Andalas. 
 
"Keresahan saya berasal dari masalah pembatasan sosial di tengah pandemi ini, membuat banyak nya pengangguran dan tak jarang kemiskinan melanda. Untuk itu dibutuhkan sebuah inisiatif bagaimana bertahan di masa penceklik pandemi covid-19. "Tutur Nadif Syafwat, Jumat (20/8/2021).
 
Kalau kita lihat di kelurahan Rantau Indah ini ada banyak rumah-rumah warga dengan perkarangan luas, yang kadang hanya dikosongkan saja. Nah disitulah taman sayur nusantara hadir sebagai upaya produktif dimasa pandemi, kita juga menyasar warga untuk bisa bertahan hidup hanya dari rumah saja, serta sebagai langkah pemanfaatan barang bekas yang tak terpakai seperti botol dan sabut kelapa yang bisa di modifikasi menjadi taman sayur.
 
Selain itu pembentukan taman berfungsi dalam memperindah perkarangan rumah dan penghematan dalam pengeluaran keluarga jadi keluarga tidak perlu lagi membeli sayur jika ingin makan sayur cukup petik dari depan rumah. 
 
Di masa pandemi, pemenuhan gizi merupakan hal yang paling utama. Di perlukan upaya untuk memenuhi gizi sehari-hari.
 
Program pemenuhan gizi telah dilakukan posko 16 KKN kebangsaan pada Selasa, 3 Agustus 2021 melalui sosialisasi Gemar Makan Ikan berlokasi di SD N 98 kelurahan Rantau Indah. 
 
Acara sosialisasi tersebut di isi oleh Dicky Roy Gabe, mahasiswa Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan, Universitas Jambi.
 
Dicky menyatakan "Sebenarnya edukasi gemar makan ikan ini sebagai sebuah jembatan penghubung adik-adik SD Rantau Indah dengan beberapa poin yang ingin di sasar yaitu mengedukasi tentang keanekaragaman hewan laut di Indonesia serta mengentaskan stunting melalui edukasi gizi dari makan ikan. Apalagi keberadaan teluk buan sebagai sentral ikan yang bisa dimanfaatkan untuk pemenuhan gizi bagi masyarakat terutama anak-anak. 
 
Program pertama berupa pemenuhan gizi melalui edukasi gemar makan ikan berlangsung sukses dengan antusias dari adik-adik sekolah dalam bertanya.
 
Melalui pemanfaatan perkarangan rumah dan kampanye gemar makan ikan sebagai salah satu cara menyelesaikan masalah stunting dan edukasi gizi yang sangat dibutuhkan di masa pandemi. Juga diharapkan bisa mulai menanamkan minat masyarakat di dunia pertanian. (Sang/sl)