Jaringan ISIS Penyusup Demo 411 Kumpul di Masjid Menteng

JAKARTA (suaralira.com) -  Jaringan organisasi ekstrem Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) berusaha memanfaatkan situasi ricuh dalam demonstrasi besar 4 November lalu. Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar menyebut ada sembilan orang terduga teroris yang mengambil peran tersebut.
 
Menurutnya, mereka adalah kelompok Abu Nusaibah, yang pernah berbaiat pada ISIS. Kesembilan orang itu membagi peran dalam dua kelompok pada lokasi yang berbeda.
 
"Pimpinannya, Abu Nusaibah membagi dua kelompoknya, ada yang bergerak ke Penjaringan, ada yang merapat ke DPR," kata Boy di Jakarta, sebagaimana dilansir antara, Senin (28/11).
 
Dia menjelaskan, Jumat (4/11) malam itu, setelah terjadi bentrok antara massa aksi dengan aparat keamanan di Istana Negara, Abu Nusaibah memerintahkan Wandi Sopandi alias Abu Usama untuk mengumpulkan kelompok Khafilah Syuhada, yakni kelompok Al-Hawariyun, untuk berkumpul di Masjid Al Fatah, Menteng Raya.
 
Saat itu, kata Boy, yang hadir di Masjid Al Fatah di antaranya Wandi Sopandi, Dimas Adi Saputra, Wahyu Widada, Ibnu Aji Maulana, Zubair, Reno Suhartono dan beberapa anggota kelompok Al-Hawariyun.
 
Mereka berkumpul di halaman Masjid Al Fatah pukul 20.00 WIB. Sementara yang ada di dalam masjid tersebut adalah Abu Nusaibah, Samsudin Uba, dan Ibnu Aji Maulana.
 
Setengah jam kemudian, Abu Nusaibah keluar menuju halaman masjid dan memerintahkan kepada Wandi Sopandi untuk membagi kelompok menjadi dua.
 
"Kelompok 1 dipimpin oleh Abu Fatir untuk bergerak ke Penjaringan (Jakarta Utara), karena sudah terjadi rusuh di Penjaringan. Kelompok 2 dipimpin oleh Abu Nusaibah untuk bergerak bergabung dengan massa di DPR," ujar Boy.
 
Mantan Kapolda Banten itu mengatakan, tujuan rencana ini agar kelompok tersebut bisa berhadapan langsung dengan aparat saat kericuhan. Nusaibah juga memerintah untuk merebut senjata api miliki aparat ketika mereka lengah.
 
Boy mengatakan, hasil pemeriksaan polisi menyebutkan, kelompok yang bergerak ke Penjaringan ternyata tidak bergabung dengan massa. Mereka malah menyusup ke barisan belakang polisi untuk mencari kelengahan aparat.
 
"Tapi karena saat itu bentrok sudah berhasil dikendalikan oleh aparat kemanan, akhirnya kelompok 1 pimpinan Abu Fatir di Penjaringan bergerak menuju ke DPR untuk bergabung bersama massa di sana," ujarnya.
 
Kelompok ini, kata Boy, tidak mengikuti aksi demonstrasi sejak siang. Mereka hanya bergabung dengan massa aksi apabila terjadi kericuhan dan memanfaatkan situasi itu.
 
"Dari pengakuan mereka, mereka bergerak berkumpul di Masjid Al Fatah dari rumah masing-masing, tidak ikut demo di siang harinya, karena mereka akan memanfaatkan jika situasi rusuh saja," ucapnya.
 
Sebelumnya Densus 88 menangkap sembilan terduga teroris kelompok Abu Nusaibah beberapa waktu lalu di Jakarta dan Bekasi. Mulanya polisi menangkap tujuh orang, kemudian bertambah menjadi sembilan orang.
 
"Mereka ini terdeteksi para pemuda yang berbaiat langsung ke pimpinan ISIS. Selain itu mereka juga bertekad memberikan bantuan bagi WNI yang hendak gabung ISIS ke Suriah," katanya.
 
Boy menyampaikan, penyusupan yang dilakukan kelompok ini pada aksi damai 4 November lalu membuktikan bahwa prediksi Kapolri Jenderal Tito Karnavian adalah benar. Mereka melakukan pemufakatan jahat untuk melakukan kegiatan teror. 
 
"Jadi omongan Kapolri yang bilang aksi 4 November disusupi kelompok radikal itu benar. Buktinya dilakukan penangkapan pada sembilan orang ini," imbuhnya.
 
Kesembilan orang yang diamankan tersebut adalah Saulihun alias Abu Nusaibah alias Abu Hilyah alias Abu Husnia alias Abu Faqih alias Abu Islam alias Abu Hasan alias Abu Iksan alias Pak Slamet; Alwandi Supandi alias Abu Usama alias Aseng alias Sabeni; Reno Suharsono alias Kholid alias Jack alias Alex; Wahyu Widada; Dimas Adi Saputra alias Ali; Ibnu Aji Maulana alias Ibnu alias Indra; Fuad alias Abu Ibrohim; Zubaidar dan Agus Setyawan alias Agus alias Andi Syahputra.
 
"Kelompok ini bermain keruh, mereka ikut kegiatan seolah sama (unjuk rasa) tapi padahal punya agenda terselubung yakni rebut senjata petugas. Mereka lihat momennya pas, sejauh ini kami belum lihat ada indikasi terkait dengan koordinator demo," ujarnya.
 
(cnn/sl)