Tempat 2 pelajar mendapat penanganan khusus karena kecanduan smartphone (Foto: Chuck S Widarsha)
Dampak Negatif Smartphone

Pelajar Didiagnosa Kecanduan Smartphone Tetap Diawasi Psikiater

Bondowoso - Meski sudah dipulangkan dari poli jiwa rumah sakit, dua pelajar yang mengalami guncangan jiwa karena didiagnosa kecanduan smartphone tetap dalam pengawasan psikiater. Hal itu dilakukan untuk terus memantau perkembangan psikologi si anak. Karena jika tidak, kejadian tersebut akan terulang.
 
"Pasien tetap kami pantau terus. Orang tuanya juga masih kami minta sering konsultasi ke sini," kata dr Dewi Prisca Sembiring, S.KJ, psikiater di Poli Jiwa RSD dr Koesnadi Bondowoso saat dihubungi Sabtu (20/1/2018).
 
Dijelaskannya, ke depan pihaknya akan menggandeng instansi terkait untuk mendatangi sekolah-sekolah. Langkah itu sebagai bentuk sosialisasi, bagaimana mamanfaatkan alat teknologi tapi tak merusak mental anak.
 
"Hal itu sangat penting, karena dapat digunakan untuk pengawasan pada siswa. Sehingga, alat teknologi tidak merugikan dan tepat sasaran," terang Dewi.
 
Menurut Dewi, peran guru dan orang tua sangat mutlak dibutuhkan dalam pengawasan pemakaian smartphone pada siswa. Sehingga, si anak tidak sampai menyalahgunakan teknologi secara salah.
 
"Maka, harus diatur sistem atau tata cara bagaimana memanfaatkan perkembangan teknologi. Sehingga mendapatkan nilai positif," pungkas Dewi.
 
Seperti diberitakan sebelumnya, dua pelajar di Bondowoso terpaksa harus mendapatkan penanganan khusus di Poli Jiwa RSU dr Koesnadi karena mengalami guncangan jiwa. 
 
Dari diagnosis sementara dokter spesialis jiwa di rumah sakit itu, dua pelajar yang masih duduk di bangku SMP dan SMA itu kecanduan smartphone. (dtc/iwd)