New York (suaralira.com) - Otoritas New York, Amerika Serikat (AS), menggelar kampanye publik untuk memerangi Islamofobia. Penyuluhan juga akan dilakukan agar warga di New York memiliki pemahaman lebih baik soal Islam.
Kampanye melawan Islamofobia ini digelar sepekan setelah ledakan bom New York yang didalangi warga muslim AS keturunan Afghanistan, Ahmad Khan Rahami. Kampanye ini memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan pesan melawan Islamofobia, dengan menggunakan tagar #IAmMuslimNYC.
"Sekarang lebih dari sebelumnya, sangat penting bagi setiap warga New York untuk berdiri bersama sebagai satu kota dan menolak kebencian serta kekerasan," ucap Wali Kota New York, Bill de Blasio, dalam pernyataannya seperti dilansir AFP, Selasa (27/9/2016).
"Kita tidak akan mentolerir diskriminasi atau kekerasan dalam bentuk apapun dan kita tidak akan berhenti hingga seluruh warga New York, termasuk saudara dan saudari muslim kita diperlakukan sesuai martabatnya," tegas Blasio.
Kampanye melawan Islamofobia ini dimulai pada Selasa (27/9) waktu setempat, atau selang 10 hari usai ledakan bom di distrik Chelsea, Manhattan yang melukai 31 orang. Dalam jurnalnya, pelaku yang meledakkan bom itu memuji mendiang pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden dan marah atas operasi militer AS di Irak, Afghanistan serta Suriah.
Mulai bulan depan, otoritas New York akan mulai menggelar penyuluhan demi memberikan pemahaman yang lebih baik soal Islam, kepada para pegawai pemerintah kota, publik dan juga pegawai swasta.
Kampanye marketing melalui semua media akan mulai dilakukan pada pertengahan tahun 2017, bersamaan dengan kampanye pemilihan kembali de Blasio. Sejak kampanye pertamanya tahun 2013, de Blasio telah menyerukan pendekatan inklusif dan multirasial.
Sebelum terpilih, de Blasio bahkan menjanjikan akan menetapkan dua hari raya umat Islam sebagai hari libur sekolah di New York, setara dengan hari raya umat Kristen dan Yahudi. Janji itu berhasil diwujudkannya sejak awal tahun ajaran baru tahun 2015 lalu.
-
Home
- Redaksi
- Indeks Berita