Jusriani.

Kasus Ibu Eni jadi perhatian Mendagri hingga Presiden Jokowi

 

JAKARTA (suaralira.com) - Jusriani alias Eni terus banjir simpatik, mulai dari masyarakat, menteri, bahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang disebutkan mengirimkan uang melalui dua orang yang mengaku suruhannya senilai Rp 10 juta.


Eni banjir simpatik usai warung makan miliknya didatangi Satpol PP Kota Serang karena membuka jam operasional siang hari saat orang berpuasa. Namun, masyarakat sedih ketika melihat wajah ketakutan Eni saat petugas Satpol PP justru menyita masakannya.


"Ada bantuan dari Pak Jokowi tadi orang suruhannya yang berikan langsung ke sini," kata Eni, Minggu (12/6).


Ibu Eni mengungkapkan, dua orang tersebut juga mengatakan presiden berpesan agar uang yang diberikan digunakan untuk menyelesaikan utang.


Tak hanya Jokowi, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo juga berencana memberikan bantuan kepada Eni melalui uang saku pribadinya. Ia juga akan menyerahkan bantuan kepada pedagang lainnya.


"Saya pribadi sebagai Mendagri memberikan dana sebagai modal kerja kepada penjual makanan yang disita satpol PP," tutupnya.


Tjahjo sendiri mengimbau Satpol PP dalam menertibkan warung makan tidak terlalu berlebihan. Oleh sebab itu, Tjahjo meminta direktur Satpol PP Kemendagri menegur Satpol PP di seluruh Indonesia.


"Bahwa dalam melaksanakan keputusan/instruksi kepala daerah atau melaksanakan mengamankan perda di daerah untuk bersikap simpatik, mengedepankan penyuluhan. Tidak 'over akting' yang menimbulkan ketidak simpatiknya masyarakat kepada pemerintahan baik pusat maupun daerah harus intropeksi," ujarnya.


Menurutnya, pihak Satpol PP cukup menegur pemilik warung makan yang buka saat bulan Ramadan, dengan memasang tirai agar tak terlihat banyak orang. Selain itu, pihak Satpol PP juga harus menjaga toleransi masyarakat.


"Satpol PP memang tugasnya melaksanakan Perda /melaksanakan perintah kepala daerah/hanya sejak (tahun 2015). Saya sebagai pembina satpol PP mengatakan bahwa tugas satpol PP harus simpatik mengutamakan penyuluhan. Jangan over akting sok kuasa, apapun masyarakat di daerah harus ditertibkan tapi harus manusiawi," kata dia.


Seperti diketahui, raut wajah Jusriani hanya bisa pasrah sambil menangis melihat semua dagangan makanannya diangkut Satpol PP Kota Serang, Banten. Dia tidak bisa melawan, hanya menangis sambil merengek agar makanannya tidak diangkut.


Peristiwa itu terjadi tepat di hari ke 3 puasa atau Rabu, 8 Juni 2016 lalu. Petugas Satpol PP kala itu langsung menyerobot masuk ke warung Eni, panggilan sehari-hari Jusriani, di Pasar Rau Kota Serang. Itu dilakukan lantaran Eni dianggap melanggar Peraturan Daerah (Perda). Semua lauk pauk baru matang diangkut petugas dan tak tersisa.


"Ini (warung) baru buka. Ikan juga belum saya kasih sambel. Semuanya sudah diangkut (Satpol PP)," keluh Jusriani kala itu.


Razia ini membuat Eni syok. Dia bahkan jatuh sakit atas insiden kelam dialaminya. Dia hanya terbaring sambil mengingat pengalaman pahitnya.