PEKANBARU, suaralira.com - Impor non migas (minyak dan gas) terbesar di Provinsi Riau selama Januari-Februari 2017 didominasi kelompok pupuk, mesin dan bubur kayu (Pulp). Yang mana, impor non migas pada kelompok pupuk tercatat sebesar 53,33 juta dolar AS atau 35,58 persen setara dengan Rp709 miliar.
Secara keseluruhan impor non migas Februari 2017 mencapai 68,95 juta dolar AS atau turun 14,81 persen dibandingkan impor non migas periode Januari 2017 yang sebesar 80,93 juta dolar AS.
Sedangkan, pada periode Januari-Februari 2017 ini, impor non migas mengalami penurunan sebesar 3,72 persen dari 155,68 juta dollar amerika menjadi 149,88 juta dolar AS.
"Kontribusi impor non migas Riau terhadap impor non migas nasional sebesar 0,78 persen. Impor yang paling besar di kelompok ini adalah pupuk," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, Aden Gultom di Pekanbaru seperti dilansir GoRiau.com, Minggu (23/4/2017).
Diuraikan Aden, impor non migas pada kelompok pupuk tercatat sebesar 53,33 juta dolar AS (35,58 persen) atau sekitar Rp709 miliar . Diikuti dengan kelompok mesin-mesin/pesaway mekanik sebesar 26,27 juta dolar AS atau 17,53 persen.
Kemudian, benda-benda dari besi dan baja sebesar 12,57 juta dolar AS atau 8,39 persen dan bubur kayu sebesar 11,43 juta dolar AS atau 7,63 persen dengan kontribusi keempatnya mencapai 69,12 persen.
"Penurunan impor non migas terbesar dalam periode Februari 2017 terjadi pada mesin-mesin/pesawat mekanik sebesar 16,09 juta dolar AS, pupuk 6,50 juga dolar AS dan kertas dan karton 3,61 juta dolar AS," tandasnya.
(gr/sl)